Dispusip Mamuju Gandeng IMM Gelar Bedah Buku “Catatan Seorang Demonstran” Karya Soe Hok Gie

Mamuju, Jurnalsulbar.com — Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Mamuju bekerjasama dengan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) DPD Sulawesi Barat menggelar Bedah Buku “Catatan Seorang Demonstran” Karya Soe Hok Gie.

Mengusung tema “Masih Relevankah Aktivisme Mahasiswa Hari Ini”, kegiatan tersebut berlangsung di gedung Mini Teater Dispusip, Jumat Sore (4/07/2025). Hadir sebagai Pembedah, Albar Syam (Ketua DPD IMM Sulbar) dan Penanggap Muhammad Zakir Akbar (Pemerhati Pendidikan) juga Muhammad Fauzan Basir (Kadispusip Mamuju).

Bacaan Lainnya

Dalam sesi Pemaparan, Albar selaku pembedah, memaparkan beberapa poin hasil dari resensi buku “Catatan Seorang Demonstran” Karya Soe Hok Gie. Beberapa interpretasi dari pembedah juga disampaikan, terkait sosok soe hok gie dalam menghadapi situasi saat itu, kala ia menjadi seorang mahasiswa dan relevansinya terhadap situasi saat ini.

“Hal penting yang dapat diambil dalam buku ini ialah Soe Hok Gie mengajak kita mahasiswa untuk menjadi Humanisme Intelektual, bukan Teknokrat Intelektual,” ungkap Albar.

Menurutnya, Soe Hok Gie tidak anti terhadap politik, hal ini yang agak berbeda dengan aktivis mahasiswa saat ini yang rerata anti dan skeptis terhadap Politik. Soe Hok Gie menurutnya beberapa kali terlibat dalam gerakan politik. Ia justru hadir sebagi bentuk kritik terhadap kekuasaan saat itu.

“Dari buku ini kita akan belajar bahwa Tugas seorang cendekiawan ialah menghalangi kekuasaan agar tidak tumbuh seperti gedung pencakar langit, ia harus berani bersikap sesuai prinsip kebenaran dan moralitas,” tambahnya.

Sementara itu, Muhammad Zakir Akbar selaku penanggap pemaparan menambahkan, seorang mahasiswa haruslah memegang prinsip dalam merespon segala situasi. Hal tersebut haruslah menjadi Moral Force (kekuatan moral) maupun Moral Call (panggilan jiwa).

“Setelah membaca buku ini, kita jangan hanya mampu mengomsumsi gagasan tapi juga harus mampu memproduksi gagasan,” ajaknya.

ia menambahkan, terdapat 4 hal penting bagi seorang mahasiswa setelah membaca buku tersebut, diantaranya penting bersikap kritis, idealis, bebas berpikir dan demokratis serta mampu mengabadikan kehidupan melalui tulisan-tulisan.

“Menulis itu adalah jalan mengabadikan kehidupan, seperti kata Soe Hok Gie, tulisan dapat lebih lantang dari suara yang keras,” pungkas zakir.

Kepala Dispusip Mamuju, Muhammad Fauzan Basir mengapresiasi terlaksananya kegiatan tersebut. Ia berharap kegiatan serupa dapat rutin terlaksana di perpustakaan Mamuju.

“Kami di Perpustakaan Mamuju memiliki mimpi, agar Mamuju dapat menjadi kabupaten dan kota yang literat. Salah satunya dengan berbagai aktivitas terkait ilmu pengetahuan, terlaksana dan berproses di sini. Bedah buku ini menjadi stimulan bagi teman-teman untuk dapat terus rutin melakukan kegiatan-kegiatan seperti ini,” ungkapnya.

Berbagai fasilitas perpustakaan mamuju akan terus ditingkatkan untuk mendukung kegiatan kepemudaan, beberapa fasilitas untuk diskusi rencananya akan dibuat di bangunan landscape mamuju.

“Sesuai arahan Bupati Mamuju, ibu Siti Suinah Suhardi, untuk kegiatan Mahasiswa dan Pemuda terkait seminar, diskusi hingga bedah buku yang orientasinya untuk menambah pengetahuan, silahkan menggunakan gedung mini teater ini dan fasilitasnya secara gratis,” tegas Fausan.

Pos terkait