Dispusip Mamuju Siapkan Roadmap Dalam Pengembangan Perpustakaan Desa dan Sekolah di 2025

Mamuju, Jurnalsulbar.com – Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Mamuju telah menuntaskan pendataan dan pembinaan perpustakaan sekolah dan desa tahun 2024.

Ada 79 titik yang dikunjungi dalam pendataan itu. Semua tersebar di beberapa kecamatan. Sebanyak 34 lokasi (sekitar 42%) dari total 79 lokasi yang dikunjungi memiliki perpustakaan dengan ruang terpisah, meskipun kualitas ruangan dan fasilitas yang ada masih sangat bervariasi.

Bacaan Lainnya

Sedangkan Sebanyak 29 lokasi (sekitar 37%) dari 79 lokasi yang terdata tidak memiliki gedung atau ruang khusus untuk perpustakaan. Beberapa sekolah dan desa yang tidak memiliki ruang perpustakaan antara lain Kantor Desa Battuada, Kantor Desa Hinua, dan SDI Panggaloan. Di lokasi-lokasi tersebut, buku-buku ditumpuk atau disimpan di ruang lain seperti kantor atau kelas yang menyebabkan kesulitan dalam pengelolaan.

Dari 79 lokasi yang dikunjungi, sebanyak 14 lokasi (sekitar 18%) memiliki koleksi buku lebih dari 1000 eksemplar. Beberapa sekolah dengan koleksi buku yang cukup banyak antara lain SDI Tommo IV dengan 1300 eksemplar, SDI Mappu dengan 1500 eksemplar, dan SDI Padang Baka dengan 1000 eksemplar. Namun, meskipun jumlah koleksi buku banyak, tidak semua perpustakaan memiliki sistem pencatatan yang baik. Hal ini terlihat pada sekolah-sekolah seperti SDI Dato yang tidak mencatat jenis dan jumlah buku secara rinci.

Sebanyak 15 lokasi (sekitar 19%) memiliki fasilitas perpustakaan yang cukup memadai, seperti SD Limbong Tea yang memiliki pojok baca yang nyaman dan ruang perpustakaan yang rapi. Perpustakaan ini juga menyediakan meja dan kursi baca yang memadai bagi pengunjungnya.

“Dari hasil pendataan ini, terlihat bahwa meskipun ada beberapa perpustakaan yang sudah berfungsi dengan baik, masih banyak yang membutuhkan perhatian dan perbaikan, terutama terkait dengan fasilitas, pengelolaan, dan koleksi buku,” ungkap Kepala Dispusip Fausan, senin 3 Februari 2025.

Dari data tersebut juga menampilkan, Sebanyak 23 lokasi (sekitar 29%) dari 79 lokasi yang dikunjungi mengalami masalah dalam hal pengorganisasian koleksi buku. Banyak perpustakaan yang tidak memilah buku pelajaran dan buku pengayaan, atau bahkan buku-buku hanya disimpan secara tumpukan tanpa pembukuan yang jelas. Salah satu contoh adalah di SDI Tommo IV, yang mencatatkan buku-buku yang tidak tertata dengan baik dan banyak buku yang dijadikan sebagai tempat penumpukan barang.

Dengan adanya pembinaan yang lebih intensif, diharapkan perpustakaan di Kabupaten Mamuju dapat berkembang menjadi pusat sumber belajar yang dapat mendukung peningkatan literasi masyarakat dan kualitas pendidikan.

Pos terkait