Mamuju, Jurnalsulbar.com — Harapan para penenun Sekomandi akhirnya mendapat titik terang. Gubernur Sulbar, Suhardi Duka (SDK) berkomitmen mendukung pelestarian tenun Sekomandi dengan membangun sebuah galeri produk tenun di kampung asal pengrajinnya, Kalumpang.
Pernyataan itu disampaikan langsung Gubernur SDK saat bertemu salah satu penenun Sekomandi, Marlin, di ruang kerjanya, Minggu 13 Juli. Marlin datang mewakili pengrajin, menyampaikan aspirasi yang telah lama diharapkan.
“Respon gubernur langsung, bukan lagi banyak bertanya tapi diokekan semua apa yang menjadi harapan kami,” ujar Marlin, Minggu 13 Juli.
Ia menyebutkan bahwa kebutuhan utama saat ini adalah fasilitas penyimpanan dan display hasil tenun berupa galeri berukuran 4×7 meter.
“Gubernur memberi jawaban, tunggu 2026. Langsung diokekan setelah saya menghadap ke kantor gubernur Sulbar,” sambungnya.
Marlin mengaku, ini adalah respons nyata yang ia nantikan sejak menjadi pengrajin Sekomandi. “Selama saya mengenali Sekomandi, saya ingin Sekomandi memiliki rumah tertentu di tempat pengrajin, sebagai tempat pengumpulan produk, semacam galeri di kampung,” tuturnya.
Gubernur SDK sendiri menegaskan pentingnya pelestarian tenun Sekomandi. Menurutnya, kekayaan kultural tenun tersebut perlu dikembangkan secara modern, tanpa menghilangkan nilai tradisinya.
“Sekomandi itu tenun asli dan sangat kultural. Untuk penggunaan modern tentu lebih ke etnik bisa. Juga yang lebih ke koleksi, jadi pasarnya cukup bagus untuk pengembangan,” ujarnya.
SDK menambahkan bahwa pengembangan harus dibarengi dengan regenerasi pengrajin dan pembukaan pasar baru.
“Perlu regenerasi penenun agar tetap bertahan. Bisa kita kasih pelatihan tentunya, tapi tetap mengutamakan tradisional,” jelasnya.
Ketua Asosiasi Indikasi Geografis Tenun Ikat Sekomandi, Abdi Latief, yang juga pendiri Malaqbi Institute, mengapresiasi keterbukaan Pemprov Sulbar untuk berdiskusi langsung dengan penenun membicarakan masa depan Sekomandi.
“Dari hasil diskusi dengan Gubernur, ada harapan besar. Hal yang sejatinya ditunggu lama oleh para penenun untuk mendapatkan perhatian lebih,” tandasnya.
Abdi juga menilai event seperti Manakarra Fair menjadi ruang strategis memperkenalkan Sekomandi lebih luas.
“Art Gallery Sekomandi ini membuka ruang kepada masyarakat umum untuk melihat lebih dekat tentang Sekomandi. Bisa melihat proses dari awal hingga menjadi kain,” katanya.
Ke depan, sejumlah program penguatan kelompok tenun akan digulirkan, mulai dari bantuan alat produksi hingga pendampingan keterampilan. (*)