46 Siswa Saling adu Bakat Lewat Nuansa Puisi Kemerdekaan

Mamuju, JurnalSulbar.com — Dalam rangka Memperingati Hari kemerdekaan Indonesia, juga sebagai bagian dari menyemarakkan bulan kemerdekaan, dinas perpustakaan Kabupaten Mamuju menggelar Lomba baca puisi tingkat SD dan SMP sederajat se Kabupaten Mamuju.

Digelar di pelataran halaman Kantor Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Mamuju, Selasa (22/08/2023), lomba tersebut dinilai oleh dewan juri yang terdiri dari Syafri Arifuddin Masser (pegiat literasi), Rezki Amalia (praktisi media dan pegiat seni budaya) serta Imelda Adhi Yani (Praktisi Media dan Pegiat Budaya).

Bacaan Lainnya

Sebanyak 46 Siswa dari perwakilan SMP dan SD seKabupaten Mamuju saling adu bakat dan penampilan dalam mendeklamasikan puisi yang dibawakan.

Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Mamuju, Muhammad Fausan Basir dalam sambutannya mengungkapkan kegiatan tersebut terinisiasi atas rasa cinta tanah air serta menyelam semangat patriotik para pahlawan dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia.

“Ini merupakan bagian dari upaya kita dalam menumbuh kembangkan budaya literasi, melalui perantara media puisi yang didalamnya berisi indahnya sajak-sajak. Dengan puisi semua hal bisa di ekspresikan, termasuk pula semangat para pahlawan terdahulu dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia,” ungkap Fausan

Para peserta pun diwajibkan membawakan 2 puisi pilihan yang terdiri atas Puisi Diponegoro, Karawang-Bekasi, Persetujuan dengan Bung Karno yang merupakan karya Chairil Anwar. Kemudian Puisi Kita Adalah Pemilik Sah Republik Ini serta Sebuah Jaket Berlumur Darah karya Taufiq Ismail. Juga Bunga dan Tembok serta Sukmaki Merdeka karya Wiji Tukul.

Puisi Karya W.S. Rendra dengan judul Gugur, Gerilya, dan Doa Serdadu Sebelum Berperang. Lalu kemudian Puisi Karya Sapardi Djoko Damono dengan judul Hari Kemerdekaan dan Atas Kemerdekaan. Selain itu juga terdapat puisi Putra-putri Ibu Pertiwi karya Mustofa Bisri, Lagu dari Pasukan Terakhir karya Asrul Sani, Pahlawan Tak Dikenal Karya Toto Sudarto Bachtiar, serta Musium Perjuangan karya Kuntowijoyo yang dapat menjadi alternatif pilihan peserta untuk dideklamasikan saat lomba berlangsung. (*)

Pos terkait