Mamuju, Jurnalsulbar.com — Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Barat mencatat kenaikan angka Inflasi yang terjadi di Sulawesi Barat. Hal tersebut disampaikan saat konferensi pers terkait berita resmi statistik yang berlangsung di Aula BPS Sulbar, Selasa (1/10/2024).
Pada September 2024 terjadi inflasi year on year (y-on-y) Provinsi Sulawesi Barat sebesar 2,05 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 106,04. Inflasi tertinggi terjadi di Mamuju sebesar 2,19 persen dengan IHK sebesar 105,71 dan terendah terjadi di Kabupaten Majene sebesar 1,94 persen dengan IHK sebesar 106,24.
“komoditas yang dominan memberikan andil inflasi bulanan atau month to month (m-to-m) pada September 2024, antara lain ikan cakalang 0,08 persen, ikan layang 0,07 persen dan pisang 0,06 persen. Untuk ikan cakalang dan layang harganya naik karna stok ikan di pasar berkurang karena hasil tangkap nelayan berkurang yang dikarenakan faktor cuaca dan musim ikan yang diperkirakan baru terjadi di bupan oktober ini,” ungkap Kepala BPS Sulbar, Tina Wahyufitri
Sementara Inflasi tahunan (y-on-y) terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya indeks kelompok pengeluaran, yaitu: kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 3,49 persen; kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 1,56 persen; kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,31 persen.
Kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,50 persen; kelompok transportasi sebesar 0,35 persen; kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,29 persen; kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 1,10 persen; kelompok pendidikan sebesar 2,94 persen; kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 3,63 persen; dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 2,37 persen.
Tingkat inflasi month to month (m-to-m) Provinsi Sulawesi Barat sebesar 0,33 persen dan tingkat inflasi year to date (y-to-d) sebesar 0,79 persen.