Mamuju, Jurnalsulbar.com – Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum (Kakanwil Kemenkum) Sulawesi Barat, Sunu Tedy Maranto, menghadiri pelepasan ekspor biji kakao ke Jepang yang diselenggarakan di pelataran Kantor Gubernur Sulawesi Barat pada Jumat (18/7/2025).
Kehadiran Kakanwil sebagai dukungan terhadap upaya pengembangan sektor pertanian dan peningkatan investasi di wilayah tersebut. Hal ini merupakan wujud komitmen untuk mendukung investasi di bidang pertanian.
Selain Kakanwil Kemenkum Sulbar, pelepasan ekspor biji kakao tersebut juga dihadari oleh Gubernur Sulbar, Suhardi Duka, Ketua DPRD serta Anggota Forkopimda Sulawesi Barat
Sementara itu, Menteri Transmigrasi (Mentrans) Muhammad Iftitah Sulaiman Suryanagara, saat melepas ekspor biji kakao ke Yokohama, Jepang, menyoroti potensi besar komoditas kakao di wilayah transmigrasi.
“Saya sedang memikirkan bagaimana caranya mendatangkan lebih banyak investor ke sini, agar pabrik cokelat bisa dibangun di sini, jadi bukan hanya cokelat mentahnya saja,” ungkap Iftitah.
Mentrans Iftitah menjelaskan bahwa kawasan transmigrasi di Sulawesi Barat memiliki beragam potensi ekonomi yang bisa dikembangkan untuk menarik investor, mulai dari komoditas kakao, kelapa sawit, perikanan, hingga pariwisata.
Ia optimistis bahwa dengan kajian yang lebih mendalam mengenai pengembangan komoditas, peluang untuk mendatangkan investor akan semakin terbuka lebar.
“Dari pemetaan ini akan lahir rencana investasi. Inilah yang nantinya akan kami tawarkan kepada para investor agar investasi lebih banyak masuk ke Sulawesi Barat, yang pada gilirannya akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi,” jelasnya.
Mentrans Iftitah juga menekankan pentingnya pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan di kawasan transmigrasi. Menurutnya, setiap investor yang hadir harus membawa manfaat nyata bagi masyarakat sekitar. Selain itu, peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) yang unggul juga menjadi kunci agar investor tidak ragu untuk menanamkan modalnya.
“Kami juga akan memiliki program pemberdayaan masyarakat, sehingga ketika investasi datang, masyarakat setempat bisa merasakan manfaatnya karena terserap oleh lapangan pekerjaan yang tersedia akibat adanya investasi tersebut,” pungkas Iftitah.