Di Hari Bakti Imigrasi–Pemasyarakatan, Suhardi Duka Tekankan Pembinaan Warga Binaan

Mamuju, Jurnalsulbar.com – Gubernur Sulawesi Barat (Sulbar), Suhardi Duka menghadiri tasyakuran Hari Bakti ke-1 Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan Kantor Wilayah (Kanwil) Direktorat Jenderal Imigrasi dan Pemasyarakatan Sulbar, Rabu, 18 November 2025.

Dalam sambutannya, Suhardi Duka menegaskan, imigrasi dan pemasyarakatan merupakan dua sektor yang saling berkaitan dalam menjaga keamanan negara sekaligus memberikan pelayanan publik yang semakin modern.

Bacaan Lainnya

Menurutnya, layanan imigrasi global kini telah mengalami perubahan besar. Jika dahulu proses imigrasi lebih menonjolkan aspek keamanan, kini negara-negara maju mengedepankan kecepatan dan kenyamanan layanan tanpa mengabaikan faktor keamanan.

“Sekarang hampir semua negara memperbaiki sistemnya agar setiap penumpang bisa menyelesaikan proses imigrasi secara cepat dan elektronik. Sistem layanan semakin maju, namun aspek security tetap menjadi prinsip,” ujar Suhardi Duka.

Ia mencontohkan negara-negara Eropa dan Singapura sebagai rujukan dalam pengembangan sistem layanan imigrasi yang efektif, canggih, dan efisien.

Suhardi Duka juga menyoroti kondisi lembaga pemasyarakatan (lapas) di Indonesia yang mengalami kelebihan kapasitas hingga mencapai lebih dari 200 persen di beberapa daerah.

“Kalau di Eropa bahkan banyak lembaga pemasyarakatan yang kosong. Tetapi di Indonesia justru overload. Bukan karena bangsa kita jahat, tetapi karena sistem yang perlu diperbaiki,” tegasnya.

Suhardi Duka menyinggung perlunya reformasi sistem terutama terkait penanganan kasus narkotika. Ia menilai pengguna narkoba seharusnya ditempatkan sebagai korban yang membutuhkan pembinaan, bukan dipastikan masuk penjara.

“Kalau semua pengguna dijerat hukuman badan, maka lapas semakin penuh. Pengguna adalah korban. Yang harus dipenjara adalah mereka yang mengorbankan,” kata Suhardi Duka.

Suhardi Duka menekankan, pembinaan di dalam lembaga pemasyarakatan harus diarahkan agar para warga binaan kembali menjadi masyarakat produktif ketika bebas.

Ia mengapresiasi keberhasilan beberapa program pembinaan, baik keagamaan maupun keterampilan, yang dinilai mampu mengubah perilaku warga binaan menjadi lebih baik.

“Ada yang keluar dari penjara kemudian menjadi lebih religius, ada juga yang pulang dengan keterampilan baru dan bisa mandiri. Itu bukti pembinaan berjalan baik,” pungkasnya.

Namun, ia juga menyoroti persoalan residivisme yang masih terjadi dan menyebutnya sebagai tantangan yang harus terus dibenahi.

Di akhir sambutannya, Suhardi Duka mengajak seluruh jajaran Imigrasi dan Pemasyarakatan untuk memperkuat koordinasi dan meningkatkan integritas dalam menjalankan tugas negara.

“Paradigma kita harus jelas bahwa warga binaan tetaplah rakyat Indonesia yang harus dibina agar kembali menjadi warga yang bermanfaat dan tidak menjadi beban negara,” beber Suhardi Duka.

Ia menutup sambutannya dengan memberikan selamat atas peringatan Hari Bakti ke-1 Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan.

“Selamat kepada jajaran imigrasi dan pemasyarakatan. Satu langkah, satu pengabdian, satu semangat untuk bangsa dan negara,” tuturnya.(Rls)

Pos terkait