Kopri PMII Mamuju Gelar Dialog dan Bedah Buku Inovasi Pengawasan Pemilu 2024

0-3968x2976-0-0#

Mamuju, Jurnalsulbar.com — Kopri PC PMII Mamuju menggelar kegiatan dialog dan bedah buku Inovasi Pengawasan Pemilu 2024 yang ditulis oleh Komisioner Bawaslu RI, Lolly Suhenty, Koordinator Divisi Pencegahan, Parmas, dan Humas Bawaslu RI.

Dilaksanakan Minggu, (9/02/2025) di ruang teater Gedung Perpustakaan dan Kearsipan Mamuju, kegiatan tersebut menghadirkan pemateri dari Komisioner Bawaslu Sulbar (Hamrana Hakim), Ketua Fatayat NU Sulbar (Imelda Adhiyanty) dan Koordinator Nasional FAMM Indonesia (Ija Syahruni)

Bacaan Lainnya

Ketua PC PMII Mamuju, Refly Sakti Sanjaya dalam sambutannya mengungkapkan kegiatan yang dilaksanakan merupakan komitmen dari Kopri PMII sebagai wadah perempuan untuk terus melakukan hal-hal positif diruang-ruang pergerakan.

Sementara itu, Ketua Kopri PC PMII Mamuju, Nirmalasari menjelaskan pelaksanaan Diskusi dan Bedah Buku tersebut merupakan merupakan refleksi penting dari perjalanan pengawasan pemilu di indonesia. Sebagai bagian dari elemen masyarakat sipil dan organisasi yang memperjuangkan keadilan serta kesetaraan.

“Kita semua memiliki tanggung jawab untuk terus mengawal demokrasi, memastikan integritas pemilu, serta memberikan ruang bagi inovasi dalam pengawasan pemilu,” jelasnya.

“Buku ini hadir sebagai inspirasi dan bahan refleksi bagi kita semua, terutama bagi kaum perempuan agar semakin aktif terlibat dalam proses pengawalan demokrasi yang lebih inklusif dan berkeadilan,” sambungnya.

Melalui diskusi ini, ia berharap dapat menggali lebih dalam berbagai inovasi yang telah diterapkan dalam pengawasan pemilu 2024, serta bagaimana bisa berkontribusi dalam memperkuat sistem pemilu yang lebih transparan dan berintegritas di masa depan.

Hadir membuka kegiatan, Sekretaris Majelis Pembina Cabang PMII Mamuju, Irham Saleh, pun mengapresiasi kegiatan yang telah dilaksanakan, menurutnya kegiatan-kegiatan serupa sudah mulai kurang dilaksanakan, tak seperti dulu waktu dirinya masih menjadi mahasiswa.

“Tradisi mengasah pengetahuan kita itu melalui diskusi dan bedah buku perlu terus dilestarikan, sebab buku sebagai gudang buku tidak ada artinya jika tidak ada tradisi membaca,” ungkapnya

Ia memaparkan, didalam buku tersebut terdapat isu-isu terkait peran dan keterlibatan perempuan. hal itu menjadi penting agar peran perempuan dalam penyelenggaraan kontestasi di semua tingkatan itu ada, dan itu terlihat jelas dalam buku tersebut.

“Kita berharap dengan adanya kegiatan ini dapat menular kesemuanya menjadi sebuah tradisi, tradisi membaca dan berdiskusi yang terus kita lakukan,” pungkasnya. (Iqb)

Pos terkait