Majene, Jurnalsulbar.com — Majene sebagai episentrum peradaban mandar dimasa kolonial, yang pada saat itu berdiri sebagai daerah afdeling meninggalkan banyak warisan budaya dalam bentuk cagar alam yang masih terus berdiri dan dilestarikan hingga saat ini.
Salah satunya ialah gedung rumah sakit milik pemerintah kolonial belanda (1908), yang kini disulap menjadi museum mandar majene yang terletak di lingkungan timbo-timbo, kelurahan pangali-ali kecamatan majene.
Olehnya, guna terus melestarikan pengetahuan akan sejarah majene dan warisan cagar budayanya, pemerintah provinsi Sulawesi Barat melalui Dinas Pariwisata menggelar Festival Majene Kota Tua yang dilaksanakan 25-26 juni 2024 yang bekerjasama dengan MCinema.id sebagai Event Organizer.
Kegiatan tersebut dibuka langsung oleh Sekprov Sulbar, Muhammad Idris yang berlangsung di Pelataran Boyang Assamalewuang Kabupaten Majene, Minggu, 25 Juni 2023 malam.
Sekprov Sulbar Muhammad Idris mengatakan, Festival Kota Tua Majene digagas dari usaha untuk melahirkan, mengidentifikasi dan mengembangkan objek-objek wisata potensial di Sulbar.
“Alhamdulillah, Kota Tua Majene ini kita jadikan sebagai salah satu objek wisata yang akan kita bina,” kata Idris
Pada hari pertama, Festival Majene Kota tua menampilkan beragam kegiatan mulai dari penampilan kesenian, pameran UMKM, hingga Festival Pameran keris. Selain itu juga turut disajikan sport tourism seperti balap perahu/ Lepa-lepa Race dan Basketball 3×3.
Sementara itu, Kepala dinas Pariwisata Sulbar, Darmawati mengungkapkan Festival Kota Tua Majene merupakan upaya untuk mengangkat keindahan dan kekayaan budaya Kota Tua Majene. Melalui tema “Kota Tua, Kota Kita”.
“Kami ingin membangkitkan rasa kebanggaan kita terhadap warisan sejarah dan menjaga keberlanjutan nilai-nilai budaya yang ada di kota kita,” jelas Darmawati
Dalam rangkaian acara Festival Kota Tua Majene, Dispar Sulbar juga menghadirkan workshop penulisan yang bertujuan untuk menggali potensi penulisan sejarah dan cerita tentang Kota Tua Majene selain itu pula turut dilaksanakan sesi Photoshoot dengan tema “Jejak Sejarah di Kota Tua Majene” yang dilaksanakan di tanggal 27 Juni.
“Dalam event ini Kami mengundang para penulis dan penikmat literatur untuk ikut serta dalam workshop kepenulisan ini dan berbagi inspirasi dengan komunitas penulis lokal. Selanjutnya, gelaran fotografi ini memberikan kesempatan bagi para fotografer untuk mengekspresikan keindahan dan nilai-nilai sejarah yang ada di Kota Tua Majene melalui karya fotografi mereka,” pungkas Kadispar Sulbar itu. (**)