Mamuju, Jurnalsulbar.com — Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Barat mencatat kenaikan harga indeks konsumen (IHK) masyarakat sulawesi barat yang terjadi pada Agustus 2024.
Hal tersebut disampaikan Kepala BPS Sulbar, Tina Wahyufitri dalam konferensi pers berita resmi statistik yang digelar di aula Kantor BPS Sulbar, senin (2/8/2024)
Dijelaskan, dalam perkembangan harga berbagai komoditas pada Agustus 2024 secara umum menunjukkan adanya kenaikan. Berdasarkan hasil pemantauan BPS Provinsi Sulawesi Barat di 2 kabupaten/kota, pada Agustus 2024 terjadi inflasi y-on-y sebesar 1,59 persen, atau terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 104,04 pada Agustus 2023 menjadi 105,69 pada Agustus 2024. Tingkat deflasi m-to-m sebesar 0,13 persen dan tingkat inflasi y-to-d sebesar 0,46 persen.
“Inflasi y-on-y terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya seluruh indeks kelompok pengeluaran, yaitu: kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 2,34 persen; kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,97 persen; kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,17 persen; kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,71 persen; kelompok kesehatan sebesar 0,01persen,” jelas Tina Wahyufitri
kelompok transportasi sebesar 0,41 persen; kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,23 persen; kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 1,25 persen; kelompok pendidikan sebesar 2,94 persen; kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 3,76 persen; dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 2,22 persen.
Komoditas yang dominan memberikan andil/sumbangan inflasi y-on-y pada Agustus 2024, antara lain: beras, pisang, Sigaret Kretek Mesin (SKM), nasi dengan lauk, gula pasir, kopi bubuk, emas perhiasan, ayam goreng, cabai rawit, sewa rumah, Sigaret Putih Mesin (SPM), sayur
olahan, daun bawang, biskuit, kontrak rumah, uang akademi/perguruan tinggi, Sigaret Kretek Tangan (SKT), mie kering instant, minyak kelapa, dan jagung manis.
Sedangkan komoditas yang memberikan andil/sumbangan deflasi y-on-y, antara lain: ikan cakalang, tomat, telur ayam ras,
ikan selar, ikan tongkol, ikan tuna, pepaya, ikan cepa, ikan bandeng, bawang merah, semen, gula merah, angkutan udara, tepung terigu, besi beton, ikan teri, ikan layang, sabun cair/cuci piring, seng, dan minyak goreng.
Sementara komoditas yang dominan memberikan andil/sumbangan deflasi m-to-m pada Agustus 2024, antara lain: beras, bawang merah, tomat, telur ayam ras, dan daun bawang.
Sedangkan komoditas yang memberikan andil/sumbangan inflasi m-to-m, antara lain: uang akademi/perguruan tinggi, ikan kembung, kopi bubuk, jeruk nipis/limau, dan cabai merah.Pada Agustus 2024, kelompok pengeluaran yang memberikan andil/sumbangan inflasi y-on-y, yaitu: kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 0,87 persen; kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,06 persen; kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,03 persen; kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,04 persen; kelompok transportasi sebesar 0,04 persen; kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,01 persen; kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 0,01 persen; kelompok pendidikan sebesar 0,07 persen; kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 0,35 persen; dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,11 persen. Sementara kelompok kesehatan tidak memberikan andil/sumbangan yang signifikan terhadap inflasi y-on-y.